Pagi berkabut.. sembunyikan tetes tetes air yang menyesakkkan rongga dada.. bosan menunggu sang mentari tuk menampakkan wajahnya.. sementara suaramu kian kabur bias dalam ragu dan ketidakberdayaan.
Jika saja angin berhenti meneriakkan kerinduannya pada pelangi.. maka mimpi-mipi tak akan memberi aura biru langitku diantara sesaknya aroma nafsu angkara kehidupan. Detak waktu kian hanyutkan hari dalam ketidakpastian yang kian kekal dan aku termangu melihatmu dalam sandiwara tak berujung…
Kembali kunikmati butir air hujan melepaskan penatku berjalan di titian kehdupan.. Adakah jawaban dari langkah gamangku dalam teka-teki matahari.. Disana bulan tersenyum dalam sunyi menunggu kegelapan yang membuka matahatimu untuk melihatku…
Kudengar juga desau angin menggoda rasa dan bisikkan sesatnya renjana namun daun-daun serakkan suara kemudian diam dan sepi….